Wisuda Perdana Surya University

“Generasi Indonesia Jaya: Generasi Optimis” merupakan tema dalam kelulusan Angkatan pertama Universitas Surya yang diselenggarakan pada Sabtu, 14 Oktober 2017 di Hotel Olive, Tangerang. Pencapaian ini adalah bentuk jawaban dari konsistensi, kerja keras, dedikasi serta komitmen besar para pendidik di Universitas Surya untuk mengantarkan putra putri harapan bangsa Indonesia menuju gerbang kesarjanaan.

Pendidikan yang berkualitas merupakan kunci utama pembangunan bangsa dan pendidik yang berkualitas merupakan faktor utama dalam mencetak sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi. Universitas Surya yang konsen terhadap riset berhasil mengantarkan 309 mahasiswa dalam wisuda perdananya tahun ini. Tidak kalah membanggakan, 111 wisudawan berhasil mendapatkan predikat pujian atau Cum laude.
 
Dalam laporannya, Dr. Eng. Niki Prastomo selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan menyampaikan kebanggaannya atas prestasi para lulusan Universitas Surya karena tidak sedikit dari mereka mendapatkan prestasi akademik yang sangat memuaskan. Wisudawan terbaik pada wisuda tahun ini berasal dari Fakultas Ilmu Hayati, Program Studi Human Computer Interaction atas nama Dikaimin dengan perolehan Indeks Prestasi Akademik 3.97. Pada tugas akhirnya, Dikaimin berhasil membuat metode baru yang dapat mempercepat penemuan kesalahan (bugs) pada sistem cloud dengan judul Deteksi Deep Bugs pada Paxos Protocol di Apache Cassandra Menggunakan Sematic-Aware Model Checker.  Penelitian tugas akhir tersebut telah dipersiapkan Dikaimin sejak tahun ke-3 masa studinya melalui matakuliah Mini Riset, yang merupakan ciri khas kurikulum Universitas Surya.

Hasil penelitian skripsi/tugas akhir para wisudawan tahun ini menunjukkan tingkat pencapaian akademik yang sangat baik. Mereka berhasil mengaplikasikan keilmuan yang mereka peroleh dalam program studi masing-masing untuk dapat memecahkan beragam permasalahan, baik dalam ruang lingkup keilmuan dasar (basic science) maupun aplikasi industri, skala lokal maupun nasional, serta dilaksanakan dalam bentuk eksperimen laboratorium, pembuatan purwarupa (prototyping), maupun terjun langsung ke lingkungan masyarakat untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Salah satu bentuk pencapaian yang baik ini ditunjukkan dengan adanya beberapa hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah maupun didaftarkan untuk perolehan paten. Contohnya adalah penelitian yang menghasilan purwarupa penjejak matahari yang dapat meningkatkan efisiensi penyerapan energi terbarukan yang berasal dari sinar matahari.
 
Selain itu, hal yang tak kalah membanggakan adalah beberapa di antara wisudawan saat ini telah berhasil memulai karirnya di perusahaan atau juga melanjutkan studinya di tingkat yang lebih tinggi di dalam maupun luar negeri. Bekal pengetahuan akademik dan kompetensi Oktagonal Universitas Surya, yang mencakup kesetiaan, integritas, terdepan, kerjasama, kebhinekaan, optimisme, keberlanjutan, dan kerja keras yang telah diberikan selama masa studinya, diharapkan dapat terus menjadi dasar karakter para lulusan dalam menghadapi tantangan masa depan. Para lulusan ini kelak akan menyebar di seluruh Indonesia, tak terkecuali di luar negeri, dan diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang besar untuk kemajuan ilmu dan teknologi bangsa untuk mencapai Indonesia jaya (***).

Wisuda II & Dies Natalis V - 13 Oktober 2018
Universitas Surya kembali meluluskan 299 mahasiswa dalam wisuda kedua tahun ini, yang berlangsung di Hotel Olive, Tangerang, Sabtu, 13 Oktober 2018. Sebanyak 84 wisudawan berhasil mendapatkan predikat pujian atau cum laude. Wisuda II tahun ini mengusung tema:"Generasi Indonesia Jaya Menjunjung Kebhinekaan". rnrn"Proses pendidikan yang berkualitas merupakan kunci utama pembangunan bangsa, dan pendidik yang berkualitas sebagai faktor penting dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing tinggi untuk mencapai Indonesia jaya," kata pendiri Universitas Surya, Prof Yohanes Surya. Para wisudawan, kata Prof Yohanes Surya, diharapkan tetap memegang nilai-nilai kebhinekaan, jangan membeda-bedakan orang berdasarkan suku, agama, ras, dan berbagai hal yang menyebabkan terjadinya sekat-sekat yang bisa merusak persatuan.rnrn"Nilai kebhinekaan inilah yang akan mempersatukan para wisudawan di tempat berkarya. Ada suatu kebebasan yang wisudawan akan alami ketika mereka menanamkan nilai ini dalam hidup mereka. Para wisudawan akan terlepas dari belenggu primordialisme, dari belenggu egoisme yang hanya mau menang sendiri, dan belenggu pertengkaran," tambahnya.