Para Jawara Kelautan Indonesia dari Surya University

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya terdiri atas lautan dan kaya akan sumber daya alam laut.Indonesia juga berada pada posisi yang strategis karena diapit oleh 2 samudera, yakni Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Oleh karenanya Indonesia memiliki perairan lebih luas daripada daratannya dimana perairan bukan sebagai pemisah namun sebagai pemersatu banyak pulau di dalamnya.

Surya University memahami pentingnya potensi laut, khususnya di Indonesia, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkesinambungan. Dan sebagai universitas berbasis riset (research-based university) pertama di Indonesia, Surya University memiliki pusat penelitian (research center) yang concern pada pembelajaran tentang laut, yaitu Center for Oceanography & Marine Technology.

Center for Oceanography & Marine Technology (COMT) Surya University didirikan pada bulan Agustus 2012 sebagai bagian dari rencana strategis Surya University di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. COMT awalnya dirancang untuk menangani dua isu penting, yaitu ketahanan pangan dan energi bersih. Sebagai negara berkembang, aktivitas manusia memengaruhi sumber daya laut dan keanekaragaman hayati. Selain itu, variabilitas iklim sebagai bagian dari perubahan iklim global sangat dinamis atas laut Indonesia.

Oleh karena itu, visi COMT menjadi pusat penelitian unggulan terkemuka di Indonesia, ASEAN dan internasional, yang fokus pada ilmu kelautan tropis dan teknologi. Sebagai misi, COMT akan berkontribusi dalam kemajuan ilmu dan teknologi kelautan, terutama untuk mengatasi ketahanan pangan dan masalah energi di masa depan, pada masa perubahan iklim ini.

R. Dwi Susanto, Ph.D., seorang Physical Oceanographer sekaligus salah satu staff ahli Center for Oceanography & Marine Technology (COMT) Surya University mengungkapkan bahwa laut Indonesia merupakah poros laut dan iklim dunia, karena posisi geografis yang unik antara benua Asia-Australia dan Samudra Hindia dan Pasifik, wilayah kita rentan akan dampak iklim esktrim karena fenomena laut dan iklim seperti ENSO (El Nino Southern Oscillation) dan Dipole mode. Laut kita merupakan satu-satunya jalur arus dari Samudra Pasifik Barat dan Samudra Hindia, yang dikenal dengan istilah Arus Lintas Indonesia (Arlindo/Indonesian Throughflow) yang pengaruhnya sangat penting dalam distribusi biota, kimia dan ekosistem di Indonesia juga di kedua samudera.

Selain mendalami dinamika laut dan iklim Indonesia serta dampaknya terhadap masyarakat maupun terhadap sikulasi iklim dan laut dunia yang dilakukan oleh R. Dwi Susanto, Ph.D., Center for Oceanography & Marine Technology (COMT) Surya University juga didukung banyak pakar lainnya untuk mengembangkan dan memajukan mahasiswa Surya University dalam penguasaan ilmu dan teknologi kelautan, antara lain Alan F. Koropitan, Ph.D. selaku Direktur COMT Surya University sekaligus seorang ahli kelautan yang berfokus pada dinamika laut biogochemical di laut Indonesia dan pelopor penelitian siklus karbon laut serta dampak perubahan iklim di laut Indonesia, Dr. Maxi E. T. Parengkuan selaku dosen sekaligus Chemical Oceanographer bidang Marine Environment Management, dan Anggi Afif Muzaki, M.Si. selaku Manajer Geographycal Information System yang memiliki tanggung jawab dalam hal storage, analisis dan penyajian data informasi geografis, mengelola database di COMT, ahli dalam Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis serta memiliki keahlian dalam Diving Ilmiah.

Topik penelitian yang dilakukan oleh Center for Oceanography & Marine Technology (COMT) Surya University antara lain “Physical Processes of The Indonesian Seas”, “Marine Biogeochemical Dynamics”, “Marine Pollution in the Indonesian Seas”, “Marine Bioprospecting”, “Physical Processes for Clean Energy”, “Paleoceanography/Paleoclimate”, “Marine Instrumentation”, “Climate Change Adaptation in the Coastal Region”, dan “Development of ‘Nusantara Simulator’”.

Saya sendiri sudah memimpin lebih dari 30 ekspedisi laut yang melibatkan peneliti Indonesia maupun internasional, baik dari benua Amerika, Australia, Eropa serta Asia, tentang Arlindo-Dinamika Laut/Iklim Indonesia. Setiap ekspedisi juga melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas dan sejak  masuk menjadi salah satu staf ahli/peneliti Center for Oceanography and Marine Technology (COMT) Surya University, maka paling tidak ada satu mahasiwa ataupun dosen Surya University yang ikut dalam ekspedisi. Dan hingga kini sudah 5 kali mahasiswa Surya University ikut dalam ekspedisi di Selat Sunda, Selat Karimata dan Selat Lombok”, ujar Bapak Dwi Susanto.

Ia berharap Center for Oceanography & Marine Technology (COMT) di Surya University bisa menjadi pusat untuk mengajak dan mengembangan minat generasi penerus/mahasiswa untuk lebih mendalami bidang kelautan yang sangat luas ini. COMT bisa menjadi pusat pengembangan teknologi kelautan baik untuk survei dan teknik keamanan laut maupun untuk pengembangan renewable energy dari laut.

Sejak 30 tahun terakhir ini pengukuran parameter udara dan laut melalui satelit ataupun teknologi pengambilan data secara otomatis jarak jauh sehingga ahli oseanografi sudah tidak perlu takut lagi mabuk laut karena harus melaut. Oleh karenanya, penelitian di negara maju maupun di negara berkembang, sama-sama bisa mengakses datanya dan yang utama adalah pengembangan sumber daya manusia dan didukung oleh fasilitas online yang baik.

Oleh karenanya, saya berharap Center for Oceanography & Marine Technology Surya University benar-benar bisa merupakan pusat pengembangan sumber daya alam yang menguasai ilmu dan teknologi kelautan yang siap untuk mendukung pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat. Alangkah baiknya kalau Surya University segera membuat ruangan khusus untuk kuliah online international dengan mengundang pembicara dari mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di luar negeri maupun peneliti asing. Saya akan selalu mendukung semua program Surya University terutama untuk mengembangkan dan memajukan sumber daya manusia dalam penguasaan ilmu dan teknologi kelautan,” ungkap Bapak Dwi Susanto. (***)

 

Sumber:

Wawancara

http://www.comt-su.org/menu.php?id=9

http://www.comt-su.org/menu.php?id=6

http://www.surya.ac.id/staff-detail.php?id=424&title=Maxi.Elias.Timotius.Parengkuan

http://www.comt-su.org/menu.php?id=3

Berita Lainnya

Wisuda II & Dies Natalis V - 13 Oktober 2018
Universitas Surya kembali meluluskan 299 mahasiswa dalam wisuda kedua tahun ini, yang berlangsung di Hotel Olive, Tangerang, Sabtu, 13 Oktober 2018. Sebanyak 84 wisudawan berhasil mendapatkan predikat pujian atau cum laude. Wisuda II tahun ini mengusung tema:"Generasi Indonesia Jaya Menjunjung Kebhinekaan". rnrn"Proses pendidikan yang berkualitas merupakan kunci utama pembangunan bangsa, dan pendidik yang berkualitas sebagai faktor penting dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing tinggi untuk mencapai Indonesia jaya," kata pendiri Universitas Surya, Prof Yohanes Surya. Para wisudawan, kata Prof Yohanes Surya, diharapkan tetap memegang nilai-nilai kebhinekaan, jangan membeda-bedakan orang berdasarkan suku, agama, ras, dan berbagai hal yang menyebabkan terjadinya sekat-sekat yang bisa merusak persatuan.rnrn"Nilai kebhinekaan inilah yang akan mempersatukan para wisudawan di tempat berkarya. Ada suatu kebebasan yang wisudawan akan alami ketika mereka menanamkan nilai ini dalam hidup mereka. Para wisudawan akan terlepas dari belenggu primordialisme, dari belenggu egoisme yang hanya mau menang sendiri, dan belenggu pertengkaran," tambahnya.